tapak suci

Minggu, 22 Agustus 2010

IKRAR ANGGOTA TAPAK SUCI

1. Setia menjalankan ibadah dengan ikhlas karena Allah semata 
2. Mengabdi kepada Allah, Berbakti kepada bangsa dan negara, serta membela keadilan dan kebenaran 
3. Menjauhkan diri dari segal;a perangai dan tingkah laku yang tercela 
4. Mencari perdamaian dan kadsih sayang serta menjahui perselisihan dan permusuhan 
5. Patuh dan taat kepada Peraturan - peraturan serta percaya kepada  kebijakan pimpinan
6. Dengan iman dan akhlaq saya menjadi kuat tanpa iman dan akhlaq saya menjadi lemah.


     LAA HAWLA WA LAA KUAWWATA ILAA BILLAAHIL 'ALIYIL 'ADZHIIM


      Tapak Suci Putra Muhammadiyah Banyuwangi berdiri sejak tahun 1964 didirikan sebagai kelanjutan atas dideklarasiikan Pengurus Tapak Suci di jogyakarta. Berdirinya Perguruan tersebut disambut dengan antusiasme yang tinggi oleh warga muhammadiyah dan warga umum di daerah termasuk di kabupaten banyuwangi dan di kecamatan genteng. tercatat sebagai pelopor antara lain pendekar imron idris, pendekar abdul kadir dan lain - lain. 
Sebagaimana didaerah lain, TApak Suci lahir dari berbagai macam aliran seni beladiri yang dikuasai oleh para tokoh serta pemuda Muhammadiyah sehingga membentuk suatu gera yang menyatu dan terkoordinasi menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan. Pada awalnya berdirinya Tapak Suci merupakan lembaga seni beladiri belum bentuk suatu perguruan yang permanen, hal ini bisa dimaklumi disebabkan berbagai macam latar belakang para pendiri serta keilmuan yang sangat beragam. baru pada tahun 1986 para pendiri TApak Suci berhasil menyautkan visi sehingga membentuk suatu perguruan seni beladiri yang modern ditandai dengan tersusunnya Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Penyeragam Gerak, Kurikulum dan Jurus Baku.
         Keberadaan Tapak Suci Di Genteng juga tidak lepas dari peristiw asejarah indonesia yang terjadi pada pertengahan tahun 60-an, peristiwa yang sangat menyakitkan bagi bangsa indoonesia khussnya bagi Umat Islam ats rongrongan kaum komunis. Sebagai reaksi umat islam khususnya warga muhammadiyah telah membentuk ikatan yang kuat dalam bentuk persaudaraan yang dikemas dalam wadah seni beladiri. Sambutan tersebut memang jawaban yang pas bagi ancaman kaum tidak bertuhan. Sehingga keberadaan perguruan Tapak Suci di Genteng semakin kokoh dan cepat berkembang.